Banjir dan Longsor Sumatra: Korban Tewas Capai 90 Jiwa, Bantuan Nasional Dikerahkan Hadapi Siklon Langka

  


Banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menyebabkan 90 orang, puluhan hilang, dan ribuan mengungsi. Siklon Senyar diduga menjadi pemicu utama.

 jenggolotv.online Gelombang bencana hidrometeorologi kembali melanda Indonesia. Banjir dan tanah longsor akibat hujan ekstrem menghancurkan Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan sedikitnya 90 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat perlindungan.

Hujan dengan intensitas sangat tinggi memicu fenomena Siklon Senyar, menghasilkan luapan air besar yang merendam mikro, merusak rumah, dan memutus jaringan transportasi, listrik, serta telekomunikasi di berbagai wilayah. Kondisi lapangan juga menyulitkan proses evakuasi dan distribusi bantuan.

Bantuan Pemerintah Dikirim

Pemerintah pusat mengirimkan bantuan penanganan bencana ke tiga provinsi terdampak pada Jumat, 28 November 2025. Pengiriman logistik dan peralatan disalurkan menggunakan tiga pesawat Hercules dan satu A400 menuju sejumlah bandara terdekat dari lokasi bencana, termasuk Bandara Padang, Bandara Silangit (Sumatra Utara), serta dua bandara di Aceh

Bantuan yang dikirim berupa 150 tenda, 64 perahu karet, sejumlah generator listrik, 100 alat komunikasi, serta bahan makanan siap saji. Tenaga medis dari TNI dan Kementerian Kesehatan juga dikerahkan untuk memperkuat penanganan di lapangan.


Perkembangan di Aceh

Pemerintah Aceh menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari mulai 28 November hingga 11 Desember 2025. Hingga Kamis, 27 November, sedikitnya 22 warga dunia meninggal, puluhan ribu rumah terendam, dan jaringan transportasi di sejumlah titik lumpuh

Banjir telah merendam 20 dari 23 kabupaten/kota di Aceh, merusak jembatan dan badan jalan, hingga memutus akses Banda Aceh–Medan. Selain organisasi, lahan pertanian, listrik, dan jaringan telekomunikasi juga terdampak. Ribuan warga terpaksa mengungsi karena rumah dihantam luapan sungai.


Perkembangan di Sumatra Utara

Di Sumatera Utara, banjir dan longsor melanda 13 kabupaten/kota dan menyebabkan 47 korban meninggal dunia. Sembilan warga dinyatakan hilang dan puluhan lainnya mengalami luka berat maupun ringan.

Wilayah paling terdampak berada di Tapanuli Tengah dan Sibolga. Kedua daerah tersebut dinyalakan karena pemadaman listrik total, jaringan telekomunikasi terputus, serta akses tertutup jalan material longsor. Sedikitnya 347 warga telah dievakuasi ke posko pengungsian.


Perkembangan di Sumatra Barat

Di Sumatera Barat, BPBD mencatat 21 korban meninggal dunia dan tiga orang masih hilang. Lebih dari 12.000 warga terkena dampak banjir dan tanah longsor yang melanda 13 kabupaten/kota, antara lain Padang, Pariaman, Pasaman Barat, dan Bukittinggi.

Daerah bantaran Sungai Minturun menjadi salah satu yang paling parah terkena banjir. Arus deras tabrakan organisasi dan membawa material kayu serta lumpur hingga meruntuhkan sejumlah rumah.


Apa Penyebab Banjir Besar dan Longsor Ini?

BMKG menyebut hujan ekstrem ini dipicu oleh Siklon Senyar, sebuah fenomena cuaca langka yang terjadi di Selat Malaka. Siklon menciptakan kumpulan awan hujan masif yang menghasilkan curah hujan hingga 300 mm per hari di Aceh dan 800 mm dalam empat hari di beberapa wilayah pesisir barat Sumatera.

Terbentuknya siklon memicu pertemuan angin monsun Asia utara dan angin barat dari Samudra Hindia pada permukaan laut yang panas, memunculkan pusaran kuat yang mendorong hujan ekstrem berhari-hari.

Hingga Jumat, 28 November, fenomena tersebut masih diawasi karena berpotensi kembali memicu hujan deras dan angin kencang di kawasan Sumatera bagian barat.


Kerusakan Lingkungan Memperburuk Dampak

Sejumlah peneliti menilai curah hujan ekstrem bukan satu-satunya faktor yang memperparah bencana. Perubahan bentang alam akibat pembangunan dan penebangan hutan disebut meningkatkan risiko banjir dan longsor.

Penggundulan hutan dan sedimentasi sungai membuat daya tampung udara menurun. Banyak sungai yang mendangkal dan berubah bentuk hingga aliran udara mengalir jauh lebih cepat ke terjadinya hujan lebat.

Aktivitas industri ekstraktif di kawasan ekosistem Batang Toru juga disebut-sebut sebagai faktor memburuknya bencana, mengingat wilayah tersebut termasuk yang mengalami kerusakan paling besar saat banjir dan longsor melanda.


Prediksi Ke Depan

BMKG memperingatkan masyarakat di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat untuk meningkatkan kewaspadaan hingga akhir November. Siklon Senyar diprediksi melemah dan menjauh menuju Laut Cina Selatan pada 29 November, namun kemungkinan redeveloping masih harus dipantau

0 Comments